Asal Bau Mulut?
Mulut kita sesungguhnya adalah rongga yang ‘kaya’ akan
mikroorganisme, seperti bakteri. Tentunya bakteri tersebut merupakan
flora normal tubuh manusia, yang tidak akan menyerang dalam kondisi
normal.
Pada saat berpuasa, mulut menjadi lebih kering akibat produksi air
liur yang berkurang ketika tidak ada makanan, sehingga kondisi keasaman
mulut meningkat dan bakteri tumbuh subur sehingga menyebabkan timbulnya
bau pada mulut. Air liur yang mengalami stagnasi (tidak mengalir), dan
air liur dengan keasaman yang meningkat juga dapat menyebabkan bakteri
penyebab bau berkembang biak dengan pesat.
Adanya sisa makanan yang tertinggal di sela gigi dan semisalnya,
dapat menjadi sumber bau, akibat fermentasi sisa makanan tersebut oleh
bakteri anaerobik gram negatif di dalam mulut, yang menghasilkan
komponen sulfur yang mudah menguap (volatil) seperti hidrogen sulfida
dan metil mercaptan. Komponen inilah yang kurang sedap jika tercium.
Disamping itu, ada pula beberapa jenis makanan yang ketika terurai
dalam lambung, mengeluarkan bau zat-zat yang terkandung dalam makanan
tersebut ke paru-paru, dan menimbulkan bau saat nafas dihembuskan.
Contohnya, saat konsumsi bawang putih.
Penyebab lain yang lebih serius adalah penyakit pada daerah mulut
maupun penyakit sistemik. Contoh penyakit di daerah mulut adalah
peradangan atau ulkus (borok) pada gusi, gigi berlubang, dan penyakit
periodontal lainnya. Penyakit sistemik contohnya adalah diabetes, gagal
hati, dan gagal ginjal.
Cara Mengatasinya?
1. Hindari Rokok dan Alkohol.
2. Periksa kesehatan gigi secara berkala, untuk mengecek adanya tanda-tanda
penyakit di daerah gigi dan mulut. Jangka waktu periksa yang dianjurkan
adalah setiap 6 bulan sekali, dan bisa lebih sering bagi mereka yang
memerlukan perawatan pada daerah gigi dan mulut.
3. Menghindari makanan yang berbau menyengat saat sahur dan berbuka.
Makanan seperti bawang putih (mentah lebih berbau), petai, jengkol, dan
sejenisnya merupakan jenis utama yang dapat menimbulkan bau pada nafas.
Jika tidak dapat dihindari total, bisa disiasati dengan mengonsumsi buah
segar setelah makan, semisal jeruk.
4, Perhatikan kebersihan mulut dengan baik. Sikatlah gigi atau gunakan siwak dengan baik, bersihkan seluruh sisa makanan. Sela gigi yang sulit dijangkau dapat dibersihkan menggunakan benang gigi (dental floss).
Jangan lupa pula membersihkan lidah, baik menggunakan pembersih khusus
atau disikat lembut. Bagian pangkal lidah merupakan tempat bercokolnya
bakteri penyebab bau mulut, maka pastikan tempat tersebut tidak
terlewatkan. Penggunaan mouthwash terlalu sering kurang disarankan, dan jika ingin, maka pilihlah jenis yang non alkohol.
5. Konsumsi air putih yang cukup, minimal 8 gelas per hari ketika sahur dan buka.
6. Konsumsi buah-buahan segar di saat sahur dan berbuka, lebih baik
lagi jika buah tersebut kaya vitamin C dan serat. Apel, bengkuang, jambu
biji, jeruk, dan tomat, diantaranya. Konsumsi buah dapat merangsang
pengeluaran air liur, dan vitamin C nya baik untuk daya tahan tubuh dan
menekan pertumbuhan bakteri.
7. Konsumsi makanan probiotik, seperti yoghurt tanpa rasa. Makanan probiotik membantu memelihara kesehatan pencernaan, dan mengurangi pertumbuhan bakteri merugikan di dalam mulut.