Saturday 24 August 2013

7 Penemuan Nasa Yang Kita Gunakan Sehari-Hari

Terkadang, kita menggunakan benda-benda sehari-hari dengan enjoy saja tanpa tidak tahu/mau tahu tentang seluk beluk benda tersebut seperti penemunya, cara kerja mekaniknya dan teknologi yang digunakan. 
Akan tetapi berkat kerja keras para ilmuwan dari NASA atau National Aeronautics and Space Administration yang meneliti dan melakukan segala daya upaya untuk mengembangkan peralatan angkasa luar, maka jadilah teknologi tersebut teraplikasi pada benda-benda yang mungkin kamu gunakan tiap harinya. Berikut ini saya menginformasikan 7 penemuan teknologi dari NASA yang kebanyakan kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari dikutip oleh jelajahunik.us.

1. Penemuan kesepuluh: Kawat Gigi Yang Tak Terlihat.
artikel-populer.blogspot.com - 10 Penemuan Nasa Yang Kita Gunakan Sehari-hari
Banyak dari remaja yang memakai kawat gigi dewasa ini. Menyebabkan mulut terlihat penuh dengan kawat. Tapi tidak akan lagi di masa depan, karena kawat gigi tak terlihat telah memasuki pasar pada tahun 1987, dan sekarang telah banyak jenisnya dan merknya juga.
Kawat gigi tak terlihat dibuat dari bahan bernama translucent polycrystalline alumina (TPA). Perusahaan bernama Ceradyne mengembangkan TPA bekerjasama dengan riset lanjutan NASA dalam bidang keramik untuk melindungi antena inframerah pada radar misil.
Beberapa waktu kemudian, perusahaan lain bernama Unitek mengembangkan desain baru untuk kawat gigi. Desain itu lebih estetis dan nyaman serta tikak mengkilap. Kawat gigi jenis ini ditemukan bahwa TPA dapat menjadi bahan yang tepat karena cukup kuat untuk menahan gigi dan tidak mengkilap, menjadikan TPA digunakan untuk memproduksi kawat gigi tak terlihat. Karena kepopulerannya yang instan, kawat gigi tak terlihat menjadi produk yang paling sukses dalam bidang industri orthodontik.
2. Penemuan kedua: Peralatan-Peralatan Tanpa Kabel.
artikel-populer.blogspot.com - 10 Penemuan Nasa Yang Kita Gunakan Sehari-hari
Ketika kamu membersihkan debu dan kotoran di lantai rumah menggunakan penyedot debu tanpa kabel, kau sedang menggunakan teknologi yang sama dengan yang digunakan astronot di bulan. Meskipun Black & Decker telah menemukan pertama kalinya alat-alat bertenaga batterai pada tahun 1961, penemuan yang mirip dari NASA menyempurnakan teknologi dari Black & Decker seperti instrumen medis nirkabel atau penyedot debu bentuk genggam dan lain-lain.
Pada pertengahan 1960an, dalam persiapan misi Apollo ke bulan, NASA memerlukan alat untuk mengambil sampel dari batuan dan tanah di bulan. Bor menjadi kecil dan ringan, kompak dan cukup bertenaga untuk menggali lebih dalam permukaan bulan. Karena mencari colokan listrik di bulan sangatlah tidak mungkin, NASA dan Black & Decker menemukan dan mengembangkan alat-alat bertenaga batterai, bor magnet. Digunakan dalam konteks lingkungan luar angkasa, Black & Deckermengembangkan sebuah program komputer untuk peralatan yang mengurangi konsumsi daya dan memaksimalkan penggunaan batterai.
Setelah proyek NASA, Black & Decker mengaplikasikan prinsip kerja peralatan tadi untuk membuat peralatan lain menjadi bertenaga batterai yang dapat digunakan masyarakat sehari-hari.

3. Penemuan ketiga: Lapisan Khusus Pada Jalan.
artikel-populer.blogspot.com - 10 Penemuan Nasa Yang Kita Gunakan Sehari-hari
Lapisan pada jalan raya ini memungkinkan gaya gesek yang lebih tinggi terhadap ban untuk menekan jumlah kecelakaan akibat tergelincir. Nah lapisan ini pada awalnya digunakan oleh NASA pada lapangan udara tempat pesawat ulak alik mendarat.
Sekarang, banyak jalan-jalan tol diseluruh dunia menggunakannya untuk menambah gaya gesek pada ban sehingga grip lebih kuat. Inti permasalahannya adalah menjadikan pijakan tidak licin meski terdapat air sekalipun pada permukaannya. Contoh, pada kolam renang modern juga terdapat lapisan ini pada tepiannya.

4. Penemuan keempat: Detektor Asap Yang Dapat Disetel.
artikel-populer.blogspot.com - 10 Penemuan Nasa Yang Kita Gunakan Sehari-hari
Dimana ada asap, pasti ada api. Para insinyur NASA tahu pakta simpel itu ketika mereka mendesain Skylab pada tahun 1970an. Skylab adalah stasiun luar angkasa pertama milik Amerika, dan para astronot harus tahu jika api dan asap tidak boleh ada di dalam ruangan stasiun. Bekerja sama dengan perusahaan Honeyball, NASA menemukan detektor asap pertama dengan tingkat kesensitifitasan yang berbeda-beda untuk menekan kesalahan bunyi alarm.
Untuk memasarkan pada konsumen, produk ini dinamakan ionization smoke detector. Yang berarti alat ini menggunakan sebuah elemen radio aktif bernama americium-241 untuk mendeteksi asap dan gas berbahaya. Ketika partikel bersih(oksigen dan nitogen) bergerak melalui detektor, americium-241 mengionisasi partikel tersebut, yang menghasilkan partikel elektrik. Jika partikel asap memasuki detektor, asap akan mengganggu interaksi detektir dan oksigen, dan kemudian memicu alarm untuk berbunyi.
 5. Penemuan kesembilan: Lensa Anti-Gores.
artikel-populer.blogspot.com - 10 Penemuan Nasa Yang Kita Gunakan Sehari-hari
Jika kamu menjatuhkan kacamata ke lantai, lensanya kadang tidak akan pecah. Itu karena pada tahun 1972, badan administrasi pangan memilih pembuatan lensa dengan plastik dari pada dengan kaca. Plastik lebih murah, lebih baik dalam menyerap radiasi sinar ultraviolet, lebih ringan, dan tidak mudah pecah. Tetapi, plastik juga mempunyai kelemahan. Plastik yang belum diberi lapisan sangat mudah tergores, dan goresan tersebut dapat mengganggu penglihatan.
Karena partikel kotor juga ada di lingkungan luar angkasa, NASA membutuhkan lapisan khusus untuk melindungi peralatannya, seperti visor helm yang dipakai para astronot. Mangambil kesempatan, Foster-Grant sebuah perusahaan manufaktur kacamata membeli hak cipta dari NASA untuk teknologi ini. Lapisan khusus membuat lensa plastik sepuluh kali lebih tahan terhadap goresan dari pada lensa yang tak diberi lapisan.
6. Penemuan keenam: Teknologi Sol Sepatu.
artikel-populer.blogspot.com - 10 Penemuan Nasa Yang Kita Gunakan Sehari-hari
Saat ini sepatu athletik mengadopsi teknologi dari sepatu boot yang digunakan Neil Armstrong. Bagaimana bisa?
Seluruh pakaian luar angkasa didesain untuk misi Apollo termasuk desain sepatunya. Sepatu yang dipakai para astronot menggunakan pegas kecil yang ditanamkan dalam bagian bawah sepatu. Pegas ini membantu para astronot untuk melangkah lebih nyaman di bulan. Berbagai perusahaan sepatu athletik mengadopsi teknologi ini untuk membuat sepatu yang dapat mengurangi dampak buruk pada kaki dan persendian di kaki.
Pada pertengahan 1980an, perusahaan sepatu KangaROOS USA mengaplikasikan prinsip kerja teknologi ini dan material yang dipakai sepatu astronot pada jajaran model sepati athletik baru yang diproduksi secara masal. Dengan bantuan dari NASA, KangaROOS mematenkan teknologi busa Dynacoil three-dimensional polyurethane yang mendistribusikan gaya pada kaki yang timbul ketika berjalan atau berlari. Dengan mencampurkan serat kedalam bahan busa, sepatu KangaROOS menyerap energi dari kaki yang menghantam landasan/jalan, dan memantulkan kembali energi itu ke kaki.
Sekarang, perusahaan-perusahaan sepatu lain, AVIA, juga menggunakan teknologi sepatu astronot pada sepatu athletik.
7. Penemuan ketujuh: Thermometer Telinga.
artikel-populer.blogspot.com - 10 Penemuan Nasa Yang Kita Gunakan Sehari-hari
Memeriksa suhu badan ketika sakit dapat menjadi sebuah pekerjaan yang rumit. Thermometer standard(mercury) sangat sulit untuk dibaca, dan jenis yang rektal sungguh tidak nyaman untuk digunakan. Pada tahun 1991, thermometer inframerah yang ditempatkan pada telinga merubah segala kesulitan tadi, menyederhanakan dan mempercepat proses pemeriksaan.
Diatek, yang mengembangkan jenis thermometer ini, melihat bahwa lamanya waktu perawat dalam memeriksa suhu sangatlah perlu penanganan. Sekitar satu milyar kali pengecekkan suhu yang terjadi di rumah sakit di Amerika yiap tahunnya, perusahaan berpikir untuk menyelamatkan waktu yang berharga dan terbuag dalam pengecekkan dengan menggunakan mercury. Sebagai pengganti, Diatek mengambil keuntungan dari teknologi NASA tentang kemajuan dalam bidang teknologi suhu bintang dengan teknologi inframerah.
Bersama dengan laboratorium Jet Propulsion milik NASA, perusahaan Diatek menemukan sensor inframerah yang layak untuk ditanamkan dalam thermometer. Thermometer telinga dengan sensor infra merah mengambil suhu pada telinga yang dikeluarkan oleh gendang telinga pada lubang telinga. Karena gendang telinga berada pada bagian dalam tubuh, gendang telinga bersuhu sama dengan suhu dalam tubuh alias lebih presisi dalam hasil yang terdeteksi. Thermometer infra merah yang berada di rumah sakit dapat mengukur suhu kurang dari 2 detik.
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment