Monday 27 January 2014

7 Kisah Mitologi Mengenai Asal Mula Siang Dan Malam

Sejak dahulu kala manusia selalu ingin mempunyai penjelasan atas apapun, termasuk di dalamnya asal mula siang dan malam di bumi. Ini menyebabkan manusia terdahulu menciptakan berbagai cerita atau kisah mitologi yang menjelaskan hal tersebut. Berikut 7 kisah mitologi mengenai asal mula siang dan malam di bumi.

1. Mitologi Jepang
Kisah mitologi Jepang mengenai siang dan malam melalui Amaterasu, Susanoo, dan Tsukuyomi
Berdasarkan sejarah terciptanya Jepang, dahulu kala ada 3 dewa bersaudara anak dari Izanagi dan Izanami. 3 Dewa ini adalah Amaterasu si Dewi Penguasa Matahari dan Langit, Tsukuyomi si Dewa Penguasa Bulan dan Malam, dan Susanoo si Dewa Penguasa Badai dan Laut.

Suatu hari, Amaterasu memerintahkan Tsukuyomi untuk pergi ke Bumi dan mengunjungi si Dewi Makanan, Uke-Mochi. Untuk menyambut Tsukuyomi, Uke-Mochi memuntahkan beras, ikan, dan hewan lainnya ke Bumi. Hal inipun juga digunakan Uke-Mochi dalam perjamuannya. Tsukuyomi yang mengetahui hal ini merasa terhina dan membunuh si Dewi Makanan, Uke-Mochi.

Sesudah ia kembali ke langit, Tsukuyomi menceritakan semua kejadian yang ia lakukan ke Amaterasu. Amaterasu yang mengetahui hal itu merasa malu dan benar-benar marah atas Tsukuyomi. Ia kemudian bersumpah untuk tidak pernah lagi menemui saudaranya tersebut. Oleh karena itu, begitu Matahari terbenam, maka Bulan akan kabur dari Matahari untuk mengulang siklus tersebut selamanya.


2. Mitologi Filipina
Apolaki dan Mayari dalam kisah mitologi Filipina mengenai siang dan malam
Dalam mitologi Filipina dikenal dewa Apolaki si penguasa Matahari dan saudara perempuannya, Mayari si penguasa Bulan. Pada awalnya, kedua dewa ini berada di bawah kekuasaan ayah mereka, Bathala si Penguasa Langit dan Dunia. Sayangnya, singkat cerita kekuasaan Bathala berakhir dengan kematian Bathala dalam perperangan. Inipun menyebabkan Apolaki dan Mayari berebut kekuasaan.

Apolaki ingin menjadi penguasa tunggal dari langit dan dunia, sedangkan Mayari ingin berbagi kekuasaan dengan Apolaki. Dalam pertempuran mereka, Apolaki berhasil membutakan Mayari. Sesudah pertempuran, Apolaki terus merenungkan tindakannya dan secara perlahan menyesali hal tersebut. Sebagai bentuk permintaan maafnya, Apolaki setuju untuk membagi kekuasaan langit dan dunia dengan Mayari.

Pertama, Apolaki akan berkuasa dengan matahari, kemudian Mayari akan melanjutkannya. Namun karena ia sudah kehilangan sebelah matanya, pada saat ia berkuasa maka kekuatannya tidak sekuat Apolaki, membuat bulan lebih gelap. Inilah yang menjadi cikal bakal siang dan malam.


3. Mitologi Aztec
Tecciztecatl dan Nanauatl dalam kisah Aztec mengenai Siang dan Malam
Pada awalnya ada 4 dewa berbeda yang menjadi matahari. Akan tetapi semua lenyap karena permusuhan dengan dewa lain. Pertempuran terus terjadi untuk menentukan siapa yang menjadi dewa matahari selanjutnya. Akhirnya, tidak ada Dewa yang berani mengajukan diri karena takut pertempuran terjadi kembali dan dunia berada dalam kekacauan. Hal ini menyebabkan kegelapan mengelilingi dunia. Perundingan kemudian terjadi untuk menentukan siapa yang menjadi dewa berikutnya, dan siapapun yang dipilih harus siap mengorbankan dirinya untuk menjadi Dewa Matahari berikutnya.

Dua dewa dipilih, yakni Tecciztecatl dan Nanauatl. Kemudian api agung diciptakan sebagai tempat pengurbanan kedua dewa ini. Tecciztecatl yang harusnya melompat pertama kali ketakutan dan mundur sebanyak 4 kali. Dewa-dewa lain menjadi lelah dan meminta Dewa kedua Nanauatl untuk melompat. Nanauatl melompat tanpa takut dan akhirnya menjadi Matahari. Harga diri Tecciztecatl yang sudah terluka membuatnya melompat belakangan.

Akhirnya 2 matahari tecipta dari api tersebut, namun Para Dewa tidak menyukai ide tersebut dan melemparkan kelinci ke matahari Tecciztecatl, membuat ia tergigit dan lebih gelap, itulah yang menyebabkan terciptanya Bulan. Tecciztecatl yang menginginkan cahayanya terus mengejar Nanauatl si Matahari. Itulah penyebab perputaran siang dan malam.

4. Mitologi Lakota
Kisah Wi dan Hanwi dalam mitologi Lakota yang memulai Siang dan Malam
Lakota, suku lokal Amerika, yang terkadang juga disebut sebagai suku Sioux, namun nama itu disebut melecehkan mereka. Seperti kebanyakan mitologi lainnya, dalam Mitologi Lakota dikenal Dewa Matahari dan Dewi Bulan. Dewa Matahari adalah Wi sedangkan Dewi Bulan adalah Hanwi.

Dalam sebuah perjamuan, Wi si Dewa matahari tidak bersama dengan pasangan seharusnya yakni Hanwi si Dewi Bulan. Ia malah memilih seorang manusia biasa, Iktomi untuk mendampinginya. Skan, si Dewa Langit marah dan memutuskan untuk menghukum Hanwi atas perbuatannya itu. Skan mengambil kembali Hanwi dari Wi dan membuatnya berkuasa atas malam hari, sedangkan ia menghukum Wi dengan membuat berkuasa atas siang hari, tidak pernah diperbolehkan untuk melihat Hanwi untuk selamanya. Terkadang karena malu atas perbuatan Wi, Hanwi akan menutup sebagian mukanya dan ini dikenal sebagai siklus bulan.

5. Mitologi Inuit
Kisah Anningan dan Malina mengenai mitologi Inuit asal mula bulan dan matahari
Inuit adalah kaum yang tinggal di wilayah dingin Amerika, Kanada dan Greenland. Dalam mitologi mereka dikenal Dewi Matahari Malina yang tinggal dengan kakaknya Anningan, si Dewa Bulan. Suatu hari mereka bertengkar sangat hebat dan kejadian menjadi sangat buruk. Dalam pertengkaran itu, Malina melempar minyak hitam panas ke muka Anningan. Menyesal atas perbuatannya, ia kabur dari rumah dan menjadi Matahari.

Anningan yang marah mengejarnya sampai pada batas dimana ia berubah menjadi Bulan. Hal ini terus terjadi secara terus menerus dan pertukaran bulan dan matahari sebgai perwakilan siang dan malam terus terjadi. Namun terkadang Anningan lupa untuk makan dan menjadi kurus, hal ini dilambangkan menyerupai siklus bulan seperti setengah bulan, bulan sabit dan seterusnya.


6. Mitologi Mesir
Ra si Dewa Matahari akan mati saat matahari terbenam dan hidup kembali saat matahari terbit
Bersama dengan kisah Roma, Norwegia, Yunani, mitologi mesir juga adalah salah satu yang paling dikenal. Dalam mitologi Mesir, Ra si Dewa Matahari dipercaya sebagai satu-satunya Dewa Mesir yang tidak tinggal di Bumi melainkan tinggal di langit.
Dengan kulit suryanya yang melambangkan Matahari, ia akan mengelilingi 12 provinsi. Hal ini melambangkan 12 jam setiap harinya dan menciptakan siang hari. Akan tetapi, Ra akan meninggal setiap terbenamnya matahari, hal ini menyebabkan kegelapan di dunia yakni malam. Dalam kematiannya, ia akan pergi ke akhirat, melawan iblis ular bernama Apep. Begitu waktu terbit, dipercaya bahwa Ra berhasil mengalahkan Apep sekali lagi dan melanjutkan kembali perputaran tersebut.

Di malam hari, Khonsu si Dewa Cahaya Bulan akan menggantikan Ra mengelilingi dunia untuk mengarahkan orang-orang ke tujuannya. Ia juga bertugas untuk melindungi hewan liar, meningkatkan kejantanan pria, membantu penyembuhan, meningkatkan kesuburan dan memastikan udara segar di malam hari.


7. Mitologi Mesopotamia
Shamash si Dewa Matahari dalam mitologi mesopotamia mengenai asal mula siang dan malam
Beberapa dari Anda mungkin pernah mendengar nama Mesopotamia, yakni tempat lahirnya banyak peradaban pertama mencakup Sumerian, Akkadian, Amorite, Hittite, kassite dan seterusnya. Dalam kepercayaan mereka Dewa Matahari dikenal sebagai Shamash, anak dari Dewa Bulan, Sin. Ia digabarkan sebagai seorang dewa yang adil dan penuh kebenaran.

Setiap hari, ia akan terbit dari barat, bersama dengan cahaya matahari bersinar dari pundaknya. Namun tugasnya tidak hanya terbatas ke dunia, ia juga harus melakukan hal tersebut di akhirat. Oleh karena itu ia akan pergi ke barat dan terbenam, menciptakan kegelapan dan malam sebagai sisa kemunculannya. Tugas lain dari shamash adalah menghakimi roh orang yang sudah meninggal.

Cumantujuh.blogspot.com
Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment