Ada aspek-aspek tertentu dalam setiap pekerjaan yang memberikan
kontribusi atau memperburuk depresi. Orang-orang dengan pekerjaan yang
berisiko tinggi mengalami stres dapat mengontrol stresnya jika mereka
mau mengurus diri sendiri dan mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan,"
ujar Deborah Legge, PhD, seorang konselor kesehatan mental di Buffalo,
New York.
Seperti yang dikutip dari Health, berikut 10 pekerjaan dengan tingkat stres tertinggi.
1. Perawat Lansia dan Babysitter
Dilaporkan hampir 11% orang di dua bidang ini mengalami depresi berat
dengan proporsi 13% di antara pada para pengangguran dan 7% pada
populasi umum. Tiap harinya, kedua pekerjaan ini diharuskan memberi
makan, memandikan dan merawat orang yang --kebanyakan-- tidak mampu
mengungkapkan rasa terimakasih atau penghargaan karena terlalu sakit
atau terlalu muda. "Inilah yang membuat stres, melihat orang-orang sakit
dan tidak mendapat dukungan positif," ujar Christopher Willard,
psikolog di Tufts University dan penulis buku 'Child's Mind'.
2. Pramusaji
Umumnya, pekerjaan ini mendapatkan upah rendah, melelahkan dan selalu
diperintah oleh banyak orang mengenai apa yang harus dilakukan setiap
hari. Sebanyak 10% pramusaji mengalami depresi berat dalam setahun
terakhir, dan hampi 15% wanita melakukan pekerjaan ini. "Ini merupakan
pekerjaan tanpa pamrih. Orang-orang dapat berlaku kasar dan pekerjaan
ini membutuhkan banyak tenaga fisik. Ketika orang mengalami depresi akan
sulit untuk mendapat energi dan motivasi ketika dibutuhkan," kata
Deborah Legge.
3. Pekerja Sosial
Berinteraksi dalam waktu yang lama dengan anak-anak yang dilecehkan atau
keluarga bermasalah, tak jarang membuat orang dengan pekerjaan ini
depresi. Belum lagi, para pekerja sosial dituntut untuk bekerja selama
24 jam. "Karena pekerja sosial harus bekerja dengan orang yang sangat
membutuhkan mereka, sangat sulit untuk tidak mengorbankan banyak hal
untuk pekerjaannya ini. Saya melihat banyak pekerja sosial yang mudah
tersulut emosinya," ungkap Willard.
4. Pekerja di Bidang Kesehatan
Pekerjaan ini termasuk dokter, perawat, terapis dan profesi lain yang
banyak memberi bantuan kepada orang lain namun sering melupakan diri
sendiri. Pekerjaan seperti ini memiliki jam kerja yang lama dan tak
tentu. Selain itu, pekerjaan ini terbebani dengan kenyataan bahwa
keselamatan orang lain ada di tangan mereka.
"Setiap hari mereka melihat banyak orang sakit, trauma, kematian dan
berurusan dengan keluarga pasien. Hal ini dapat mempengaruhi pandangan
seseorang secara keseluruhan bahwa dunia adalah tempat yang
menyedihkan."
5. Seniman, Entertainer dan Penulis
Biasanya pekerjaan ini tidak mendapatkan upah yang teratur, jam kerja
tak menentu dan sering terisolasi dari kehidupan sosial. Orang-orang
kreatif memiliki tingkat gangguan mood yang tinggi dan sekitar 9% orang
dilaporkan mengalami depresi berat.
"Satu hal yang saya lihat banyak dialami pada para entertainer dan
seniman adalah gangguan bipolar. Mungkin ada diagnosis gangguan mood
yang tidak diobati pada orang yang artistik. Gangguan depresi sering
ditemui pada mereka yang tertarik untuk bekerja di bidang seni. Gaya
hidup mereka juga memberikan kontribusi untuk itu," kata Legge.
6. Guru
Tuntutan terhadap guru tampaknya terus berkembang. Tak hanya mengajar,
mereka juga diharuskan mengoreksi tugas murid setelah pulang kerja.
Menurut Willard, pekerjaan ini mendapat banyak tekanan dari berbagai
pihak yang berbeda. Misalnya, dari para murid, orang tua murid dan pihak
sekolah. Semua memiliki standar yang berbeda.
7. Staf Administrasi
Orang-orang dalam bidang pekerjaan ini berada dalam garis depan,
mendapat permintaan dari orang banyak namun mereka berada dalam tingkat
terbawah untuk kekuasaan. Banyak staf administrasi yang merasa bahwa
pekerjaannya tidak diakui sebagai pekerjaan yang mempermudah hidup orang
lain. Hal ini membuat mereka merasa terbebani.